Kamis, 05 April 2018

April 05, 2018

Birahi Sex Mertuaku Yang Bohay

Birahi Sex Mertuaku

Kisah ini kisah nyata. Kisah ini sudah mendapat izin dari pelaku utamanya untuk diabadikan. Tapi untuk menjaga nama baik seluruh pihak, nama- nama kota dan pelakunya diganti semuanya. Selamat mengikuti dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Sebenarnya wanita itu bukan ibu kandung istriku. Ia ibu tiri istriku. Usianya termasuk cuma 5 tahun lebih tua daripada istriku. Tapi tetap saja saya memanggilnya mamah, layaknya Indri (nama istriku) memanggilnya.

Mengenai ibu kandung Indri, saya cuma mendengar ceritanya saja, bahwa pada pas Indri berusia 18 tahun, ibu kandungnya meninggal dunia, karena menderita kanker ovarium. Setelah hidup menduda sepanjang setahun, papa Indri menikah ulang bersama wanita yg jauh lebih muda, bernama Ratih, yg saat ini biasa kupanggil mamah, meski usianya cuma setahun lebih tua dariku.

Cerita Dewasa | Pada pas kisah nyata ini dimulai, umurku 28 tahun dan wanita bernama Ratih itu 29 tahun, pas istriku baru berusia 24 tahun. Di umur 28 tahun ini saya sudah mempunyai seorang anak laki-laki yg berusia 3 tahun. Untuk ukuran era kini, kemungkinan saya dan Indri termasuk pasangan yg cepat menikah, yakni kala usiaku baru 24 tahun dan umur Indri baru 20 tahun. Tapi meski usiaku tetap muda, nasibku tergolong bagus. Karena saya sudah menduduki jabatan sebagai manager marketing di perusahaan besar, yg kebetulan milik pamanku sendiri.

Agen Judi Casino - Ayah Indri kunilai pintar termasuk mencari pengganti istrinya yg sudah tiada. Istrinya yg bernama Ratih itu jauh lebih muda darinya. Pada pas kisah nyata ini dimulai, umur papa mertuaku sudah 50 tahun. 21 tahun lebih tua daripada istrinya. Bukan cuma jauh lebih muda daripada suaminya, ibu tiri istriku itu terlampau menarik, meski kulitnya tdk seputih kulit istriku. Ya, ibu mertuaku itu tergolong wanita yg hitam manis, bertubuh indah laksana biola stardivarius.

Tapi hingga pas kisah nyata ini dimulai, dia belum mempunyai anak juga. Entah dia yg mandul atau suaminya yg tak sanggup ulang membuahinya. Entahlah. Yg jelas, istriku pernah bilang padaku, bahwa ibu tirinya itu baik sekali. Jauh tidak sama bersama cerita-cerita mengenai ibu tiri yg kejam. Setelah menikah, saya memboyong istriku ke Jakarta, agak jauh dari kampung halaman istriku yg terdapat di sebuah kota kecil dekat perbatasan Jabar dan Jateng.

Agen Casino Online - Tapi saya dan istriku sering menengok mertuaku di kampungnya, sering pula ke dua mertuaku mampir ke Jakarta dan menginap lebih dari satu hari di rumahku. Istriku cantik dan berkulit putih kekuning-kuningan. Bersih dan anggun, bertubuh tinggi semampai. Sementara ibutirinya hitam manis dan agak montok. Bentuk mereka jauh berbeda, karena sesungguhnya bukan ibu dan anak kandung. Mata istriku termasuk agak sipit layaknya wanita Tionghoa, pas ibu tirinya bermata bundar. Suatu perbedaan yg menyolok juga. Dan terkecuali kubanding-bandingkan siapa yg lebih seksi, perlu kuakui bahwa istriku kalah seksi.

Ya, bersama sejujurnya perlu kuakui bahwa ibu mertuaku itu jauh lebih seksi ! Tapi tadinya saya tak pernah memikirkan hal-hal yg tak sepantasnya kupikirkan. Meski umur wanita itu cuma setahun lebih tua dariku, sikapku tetap hormat sebagaimana layaknya seorang menantu kepada mertuanya. Kalau bertemu dengannya, tetap kubiasakan mencium tangannya, sebagaimana layaknya sikap seorang anak kepada orang tuanya.

Pada pas ngobrol pun saya tetap bersikap sopan dan ramah. Tak pernah mengkaji hal-hal yg tak pantas dibicarakan. Ia termasuk bersikap sebagaimana layaknya seorang ibu mertua kepada menantunya. Sampai pada suatu saat… terjadilah moment selanjutnya ini. Ibu mertuaku mampir ke Jakarta dan menginap sepanjang lebih dari satu hari. Tanpa suaminya, karena di kampung istriku tengah ada kesibukan pemilihan bupati baru.

Setelah lebih dari satu hari “mamah” menginap di rumahku, kebetulan saya ada jadwal rela ke Purwokerto. Aku pun memberitahu istriku mengenai jadwal itu. Agen Casino

“Kapan berangkatnya Mas?” bertanya istriku.
“Nanti malam, sehingga besok pagi sudah tiba di Purwokerto,” sahutku.
“Wah, kebetulan…Mamah termasuk rela pulang besok. Mas Didi melalui kampungku kan?”
“Iya pasti lewat, karena gak ada jalur lain. Emang kenapa?”
“Mamah kan menjadi sanggup numpang mirip Mas,” istriku memegang pergelangan tanganku.
“Boleh aja,” saya mengangguk.
“Sebentar…mau kasitau Mamah dulu….” istriku melangkah ke arah kamar tamu, di mana ibu mertuaku ditempatkan.

Begitulah. Malam harinya saya sudah berada di belakang setir sedanku, meluncur didalam kecepatan tinggi di jalur tol Cipularang. Sementara ibu mertuaku duduk di sampingku, sambil mengajak ngobrol ke barat ke timur. Tapi lebih dari satu pas sesudah itu dia terlihat sudah merasa ngantuk. Maklum pas itu sudah hampir tengah malam.

Casino Online - Dan inilah awalnya. Awal dari pergantian yg terjadi pada batinku. Bahwa berkali- kali kepala mertuaku terangguk-angguk bersama mata terpejam. Bahkan beberapa kali pula pipinya menyentuh pipiku. Sehingga harum parfumnya tersiar ke penciumanku dan kehangatan pipinya pun merasa di pipiku. Ini tdk mengganggu konsentrasiku, karena kebetulan mobilku automatic transmission.

Tapi kenapa pikiranku menjadi melayg-layg tak menentu gini ya? Biasanya terkecuali melalui jalur tol Cipularang, saya puas beristirahat di salah satu rest area. Sekadar isikan perut atau minum kopi, sambil mendinginkan mesin mobil. Tapi pas itu saya tdk beristirahat, kupacu konsisten mobilku didalam kecepatan di atas 100 km/jam, bersama perasaan bercampur aduk. Kebetulan pengguna jalur tol malam itu tdk terlampau padat, sehingga saya sanggup keluar daripintu tol Cileunyi- Bandung jauh lebih cepat dari biasanya.

Kini mobilku menempuh jalur biasa, di tengah sepi dan gelapnya malam. Pada pas berada di area Nagreg, hujan turun bersama derasnya. Gilanya AC mobilku tdk jalur sebagaimana mestinya. Mungkin gas freonnya sudah habis, sehingga kaca depan berembun dan membawa dampak pandanganku tdk leluasa. Terpaksa kubelokkan mobilku ke bahu jalan, selanjutnya kuhentikan.

“Kenapa berhenti di sini?” bertanya mertuaku yg terbangun sambil menggesek-gesek matanya.
“ACnya gak jalan, Mah. Mungkin freonnya sudah habis,” sahutku.
“AC gak jalur gak apa-apa, kan udaranya termasuk dingin begini.”
“Tapi kacanya berembun, gak sanggup melihat apa-apa, Mah.”
“Oh…iya ya….” mertuaku baru sadar bahwa terkecuali AC gak jalur sanggup membawa dampak kaca berembun dan halangi pandangan. “Kita menunggu pernah hingga hujannya reda aja, ya Mah,” kataku sambil merebahkan sandaran kursiku.
“Iya,” sahut mertuaku,”Tapi ngantuk gini….mau tidur ulang ya.”
“Silakan aja Mah…” Nah….kini merasa ulang terjadi sesuatu yg membawa dampak pikiranku tak menentu. Bahwa mertuaku merebahkan kepalanya di atas pahaku.
“Iiih dingin sekali, Di….” gumam mertuaku sambil memegang ke dua tanganku. Lalu menempelkannya di sepasang pipinya.

Sementara diluar mobilku, hujan tambah makin lama deras saja, layaknya dicurahkan dari langit Bandar Casino Online.

“Di tas saya ada selimut,” kataku,
“Tapi tasnya ada di bagasi. Untuk ngambilnya perlu hujan-hujanan dulu, Mah.”
“Gak usah ambil selimut segala lah. Nanti kamu kehujanan tambah sakit pula.”
“Sini deh ta pelukin biar Mamah jangan kedinginan,” kataku sambil memeluk leher mertuaku.
“Kalau rela hangatin mamah, kesiniin tangannya,” kata mertuaku sambil menggapai tanganku ke didalam blouse anggota dadanya. Membuatku degdegan, karena saya menyentuh beha mertuaku.

Tapi saya bukan laki laki bodoh. Aku merasa sadar apa yg di idamkan olehnya. Maka bersama hati-hati kuselinapkan ke dua tanganku ke didalam behanya. Wow…aku sudah menyentuh buah dada yg montok itu. Dan saya menunggu reaksinya. Ternyata ia diam saja. Sehingga saya makin lama berani…meremas sepasang payudara montok itu bersama ke dua tanganku. Bahkan sesekali kupelintir pentil teteknya bersama hati-hati, karena tak rela diakui kasar.

Dan…di luar dugaanku, tangan mertuaku menarik ritsleting celanaku. Apa yg bakal dilakukannya? Aaah….tangannya menyelinap ke balik celana dalamku. Memegang batang kemaluanku yg sudah agak mengeras…membuat pikiranku makin lama galau. Terlebih kala kurasakan tangannya merasa meremas k0ntolku bersama lembut… sehingga senjata pusakaku merasa ngaceng berat ! Tiada kata-kata yg terlontar dari mulut kami. Elahan napas kami pun tertelan oleh nada gemuruh hujan yg begitu derasnya. Kubiarkan ia meremas-remas batang kemaluanku.

Dan saya pun tak rela kalah. Tangan kiriku tetap asyik meremas- remas buah dada montok mertuaku, tetapi tangan kananku merasa menyelinap ke balik rok mertuaku. Mulai menyelusuri kehangatan pahanya…merayap sedikit demi sedikit ke atas….sampai menyentuh celana dalamnya di kegelapan ini. Gilanya, ia tambah merenggangkan pahanya, layaknya sengaja memberiku keleluasaan untuk jalankan apa yg kuinginkan. Aku terlampau bergairah melakukannya. Menyelinapkan tanganku ke balik lingkaran karet celana dalamnya, menyentuh bulu kemaluannya yg ternyata lebat sekali…menyentuh dan mengelus bibir kemaluannya bersama nafsu yg merasa menggelegak.

Meski didalam keadaan gelap, saya sudah sanggup memperkirakan di mana letak kelentitnya. Dan sehabis yakin bahwa saya sudah sukses menyentuh kelentit mertuaku, jemariku merasa beraksi mengelusnya bersama lembut. Terasa tubuh mertuaku merasa mengejang- ngejang, pas kemaluannya pun merasa basah dan hangat.

“Di….” “Ya Mah?”
“Iiih…mamah menjadi kepengen….”
“Sama mah…saya termasuk menjadi pengen…”
“Tapi jangan di sini ah…”
“Tentu aja tdk di sini. Setelah hujan reda nanti kami cari hotel ya.”
“Tapi…kamu kan perlu hingga di Purwokerto nanti pagi.”
“Ah…soal itu sanggup diatur Mah….”
“Mmmm…punyamu sudah keras gini ih…gemesssss….!” cetus mertuaku sambil mempermainkan k0ntolku yg sesungguhnya sudah terlampau keras ini.
“Punya Mamah termasuk sudah basah gini…..hmmm…malam ini bakal ada kisah indah di antara kita, ya.”
“Ya udah….cari area safe pernah dong. Hujannya sudah reda tuh…”
“Iya, iya…” sahutku sambil mengeluarkan tanganku dari balik celana didalam mertuaku.

Ia termasuk jalankan hal yg sama, mengeluarkan tangan dari balik celana dalamku, sesudah itu menarik ritsleting celanaku hingga tertutup lagi. Kuambil kanebo dari dashboard untuk mengelap embun yg tetap menutupi pandangan di kaca depan. Tak lama sesudah itu saya sudah memacu ulang mobilku ke arah timur. Sinar lampu mobilku menyeruak di tengah kegelapan malam. Sikap mertuaku sudah terlampau berubah. Dengan sengaja ia menempelkan pipinya ke pipiku. Bahkan satu pas ia mengecup pipiku bersama mesra, sambil berkata,

“Kamu tau gak… sejak melihatmu bersama Indri, mamah sudah simpati padamu.”
“Sama Mah. Saya termasuk pas baru bertemu bersama Mamah…saya kaget…karena calon mertua kok muda sekali…seksi pula…tapi saya gak berani macem-macem, cemas menjadi onar,” sahutku tanpa kurangi kecepatan mobilku.
“Mamah termasuk gitu. Takut heboh. Soalnya mamah sayang mirip Indri. Mamah gak rela nyakiti hatinya.”
“Indri termasuk sering cerita, Mamah baik sekali. Jauh tidak sama bersama kisah-kisah lama mengenai kejamnya ibu tiri.” “Sekarang sih sudah jarang ibu tiri yg kejam layaknya dongeng-dongeng itu. Mmm…kalau kamu mau, panggil saya Ratih aja, gak usah mamah-mamahan.”
“Gak ah…takut kelupaan manggil Ratih di depan Bapak atau Indri. Bisa mengundang keraguan nanti.” Mertuaku mencium pipiku lagi, selanjutnya berbisik,
“Iya deh. Pokoknya merasa malam ini kamu menjadi menantu tercinta….” Aku cuma tersenyum di belakang setirku.

Senyum kemenangan. Karena tanpa dikira malam ini saya mengalami sesuatu yg luar biasa. Ketika rela melewati papan nama sebuah hotel, kukurangi kecepatan mobilku. Lalu kubelokkan ke pekarangan hotel itu. Jam sudah tunjukkan pukul 02.15 pagi.

“Kelihatannya hotel ini agak nyaman,” kataku,
“Di sini aja ya Mah.”
“Terserah kamu aja, sayang….” sahut mertuaku dilanjutkan bersama kecupan mesra ulang di pipiku.

Kamar hotel ini bersih sekali meski bukan hotel berbintang. Kuberikan tip bikin bellboy yg mempunyai tasku dan tas mertuaku. Dia mengucapkan terimakasih, selanjutnya keluar dan menutupkan pintu.

“Sebentar…mamah rela cuci muka pernah ya,” mertuaku melangkah ke arah pintu kamar mandi sambil mengepit handuk dan daster yg baru dikeluarkan dari tasnya.

Aku mengangguk, sambil mengeluarkan baju dan celana piyama dari didalam tasku.

Lalu melangkah ke pintu kamar mandi yg terlihat tdk tertutup penuh. Mertuaku terkejut, karena dia tengah telanjang bulat ! Aku termasuk terkejut, karena kusangka dia cuma tengah cuci muka layaknya yg disampaikannya tadi. Cepat kunilai tubuh telanjang mertuaku itu, bukan main indahnya. Toket dan pantat gede, pinggang kecil dan seluruhnya terlihat padat. Membuatku terlampau tergiur dan menghampirinya. Memeluk tubuh telanjang itu dari belakang. Tapi mertuaku menepiskan pelukanku sambil berkata,

“Sabar dong… nanti termasuk mamah kasihkan seluruhnya bikin kamu, Di. Tunggu pernah dong di luar. Mamah rela bersih-bersih pernah nih.” Aku mengupayakan sabar dan tak memaksa-maksa.

Kulepaskan pelukanku,
“Iya Mah…saya cuma rela bersih- bersih juga,” kataku sambil menanggalkan seluruh pakaianku,hanya celana didalam yg kubiarkan melekat di tubuhku.

Judi Casino Online - Kemudian kukenakan celana dan baju piyamaku. Cuci muka di washtafel, selanjutnya keluar ulang dari kamar mandi itu. Aku mengupayakan sesabar mungkin, duduk di sofa panjang dekat area tidur, menunggu mertuaku keluar dari kamar mandi. Tak lama sesudah itu dia muncul. Sudah mengenakan daster sutra putih bermotif bunga mawar berwarna pink. Dengan senyum manis di bibir sensualnya. Tanpa curiga ia duduk di atas pangkuanku, sambil memeluk leherku dan mendarat ciuman hangat di bibirku. cerita sex

“Sekarang mamah menjadi milikmu…tapi jangan hingga Indri dan Bapak tau ya…” katanya 1/2 berbisik.
“Iya Mah…gak nygka malam ini Mamah bakal menjadi milik saya,” sahutku sambil menggelutkan bibirku ke lehernya.
“Di sana aja yok, biar leluasa,” kata mertuaku sambil menunjuk ke area tidur.
“Iya,” saya mengangguk selanjutnya mengikuti mertuaku yg sudah duluan naik ke atas area tidur.

Ia sudah duluan menelentang pasrah. Aku pun menerkamnya bersama lembut, karena saya tak rela terkesan kasar. Biar bagaimana dia itu mertuaku, meski ada sebutan “tiri”. Kami bergumul mesra di atas area tidur, selanjutnya bersama tak sabar saya mengupayakan menanggalkan daster sutranya.

Dan sehabis daster sutra itu kutanggalkan, kusaksikan panorama yg terlampau menggiurkan. Karena ternyata mertuaku tak mengenakan apa-apa ulang di balik daster sutra itu. Dan tampaklah bersama sadar sekujur tubuh mertuaku yg tetap muda dan terlampau menggiurkan ini. Sepasang payudara yg montok, yg tadi sudah kurasakan betapa kencangnya. Perutnya yg kecil dan terawat, selanjutnya di bawah perutnya gundukan kemaluan yg ditutupi jembut tebal, sungguh jauh tidak sama terkecuali dibandingkan bersama istriku. Karena istriku berpayudara kecil, pas bulu kemaluannya tetap dicukur habis (dengan alasan kebersihan).

Aku merangkak ke atas tubuh mertuaku. Mempermainkan payudara montoknya sambil berkata,

“Payudara Mamah montok gini. Tapi kencang sekali. Payudara Indri termasuk kalah kencang, Mah.”
“Ya iyalah,” sahutnya,
“mamah kan belum pernah menyusui bayi.” Bicara begitu, tangannya merasa terhubung kancing baju piyamaku satu persatu.

Sehingga saya sadar bahwa mertuaku ingin sehingga saya merasa telanjang juga. Maka kupelorotkan celana piyamaku hingga lepas dari kakiku. Mertuaku duduk dan turunkan celana dalamku bersama sikap layaknya tak sabar. Dan tersenyum menggoda kala melihat batang kemaluanku yg sesungguhnya sudah berdiri kencang ini.

“Punyamu gagah banget, Di. Panjang gede gini…langsung keras pula…” katanya sambil mengelus batang kemaluanku bersama hangatnya.
“Emangnya mempunyai Bapak gimana?” tanyaku sambil mengelus bulu kemaluan mertuaku yg hitam lebat itu.

Dan kala kuselusupkan jariku ke liang kemaluannya, ternyata sudah membasah.

“Punya Bapak tdk sepanjang dan segede punyamu ini,” sahutnya,
“lagian dia kan sudah tua….kerasnya gak prima layaknya punyamu ini. Mmmm…langsung masukin aja, Di.”
“Kok buru-buru banget, Mah?” saya agak heran kala batang kemaluanku ditarik dan ditempelkan di mulut memek mertuaku.
“Mamah sudah horny sejak di jalur tadi,” sahutnya,
“Lagian biar jadwal kerjamu gak terganggu. Jadi sehabis selesai, sanggup melanjutkan perjalanan ke Purwokerto. Biar mamah ikut aja ke Purwokerto. Kan di sana termasuk pasti banyak hotel.”
“Mamah rela ikut ke Purwokerto?”
“Iya. Laporin aja mirip Indri… bilangin aja mamah belum pernah ke Purwokerto dan ingin tau sekarang, mumpung sanggup numpang mirip kamu.”
“Boleh…boleh…” kataku bersemangat,
“Nanti di Purwokerto kami bercinta sepuasnya, ya Mah.”
“Iya, sayaaaang….” mertuaku mencium bibirku. Lalu katanya,
“Dorong dong….jangan dibiarin nempel doang…” Kujawab bersama tindakan.

Kudesakkan k0ntolku kuat- kuat….blesss….masuk sedikit…dorong lagi…masuk makin lama dalam. Mertuaku segera memelukku,

“Duuuh…udah masuk, sayang….” rengeknya disusul bersama kecupan hangat di pipiku.
“Punya Mamah sempit banget….” kataku sebelum saat melanjutkan gerakan k0ntolku.
“Ya iyalah…mamah kan belum pernah melahirkan….dipakai mirip Bapak termasuk cuma dua minggu sekali…” sahut mertuaku sambil mengelus kepalaku.
“Iya Mah…oooh…ini enak banget Mah….” cetusku sambil mengayun batang kemaluanku di didalam jepitan liang kemaluan mertuaku,
“Jujur Mah…punya Mamah ini lebih asyik daripada mempunyai Indri…”
“Hush ! Jangan menjelekkan istrimu sendiri, sayang…” mertuaku merasa menggoyg-goygkan pinggulnya, bersama gerakan- gerakan erotis dan terlatih.

Makin lama goygan pinggul mertuaku makin lama menggila. Terkadang menghentak-hentak, kemungkinan sehingga kelentitnya tergesek-gesek oleh batang kemaluanku yg tengah mengenjot liang memeknya. Rintihan-rintihan histerisnya pun makin lama lama makin lama menjadi-jadi,

“Uuuh…Didi… oooh…enak banget Di….mamah belum pernah merasakan yg seenak ini Di…ooooh……mmmm….iya, genjot yg cepat Di…oooh… sssh…mamah sudah rela keluar nih….gilaaa…koq punyamu enak banget gini sih….ooooh……sssshh…” Lalu ia mencengkram bahuku sambil terpejam dan merengek manja,
“Didiiii….mamah keluaaar…..ooooh….enak banget sayaaaang….ssshhhhh….” Sebenarnya saya pun merasakan kenikmatan yg fantastis, yg tak pernah kudapatkan dari istriku sendiri, lebih-lebih pada pas kurasakan liang kemaluan mertuaku berkedut-kedut pada pas menggapai orgasme.

Aneh memang, kemaluan mertua tiriku tambah jauh lebih nikmat. Mungkin karena sepanjang ini istriku terlampau tradisional. Dalam tiap-tiap jalankan senggama, tak pernah macam-macam. Menggoyg pinggul pun tak pernah. Dan saya tak pernah menyuruhnya perlu begini-begitu. Sehingga kadang kala saya merasa bosan didalam soal seks bersama istriku. Aku tetap mengayun batang kemaluanku yg tengah enak-enaknya bergesekan bersama dinding liang memek mertuaku. Ia tetap terlihat lesu.

Tapi beberapa kali bibirku dipagutnya, dilumatnya bersama penuh kehangatan, membuatku makin lama bergairah untuk memompakan batang kemaluanku.

“Kamu tangguh sekali, sayang…” katanya pada suatu saat,
“Mau nyobain mamah di atas?”
“Boleh,” sahutku sambil menghentikan ayunan batang kemaluanku, selanjutnya menggulingkan diri ke samping, sambil memeluk pinggang ibu tiri istriku, sehingga batang kemaluanku tdk lepas dari cengkraman liang memeknya.

Kini saya menelentang, pas mertuaku menelungkup di atas dadaku. Sesaat sesudah itu ia menekuk lututnya, pas ke dua tangannya mencegah ke kasur, sehingga layaknya tengah merangkak. Lalu ia merasa menggerak-gerakkan pantatnya, naik turun, sehingga batang kemaluanku dibesot-besot oleh cengkraman liang memeknya yg merasa legit itu. Oh, mertuaku tercinta….nikmat nian bersetubuh denganmu ini…!

Sepasang payudara mertuaku yg montok dan bergoyg-goyg di atas dadaku, pasti tdk kubiarkan “menganggur”. Kuremas-remas bersama penuh gairah. Sementara ia samakin ganas menaik- turunkan pantatnya, sehingga sering merasa puncak k0ntolku menyundul- nyundul dasar liang memek mertuaku. Terkadang kuraih leher ibu tiri istriku itu, sesudah itu kulumat bibirnya bersama sepenuh gairahku. Tapi posisi ini membuatnya cepat orgasme lagi. Hanya lebih dari satu menit ia kuat bertahan main di atas, sesudah itu ia ambruk ke dadaku sambil merintih,

“Mamah sudah keluar lagi, Di….ooooooh…..” Ia mencubit pipiku yg dibanjiri keringat. Dan berkata,
“Mamah kan biasa main mirip kakek-kakek. Sekalinya ketemu orang muda…mana tahan?” Kujawab bersama senyum.

Kubiarkan ia beberapa kali menciumi pipiku. Lalu kugulingkan tubuhnya sehingga posisinya di bawah lagi, tetapi saya tidak cukup hati-hati menggulingkannya, sehingga batang kemaluanku lepas dari jepitan liang kewanitaannya. Setelah ia celentang, saya bermaksud membenamkan ulang batang kemaluanku ke didalam liang memeknya. Tapi ia mengelap pernah memeknya bersama handuk yg tersimpan di bawah bantal. Aku baru nyadar bahwa ia sudah menyiapkan handuk itu di bawah bantal.

Setelah mengelap kemaluannya, ia menelentang ulang sambil merentangkan ke dua pahanya lebar-lebar,

“Ayo lanjutkan…” katanya sambil tersenyum.

Tanpa basa-basi ulang saya merangkak ke atas perutnya, sambil memegang batang kemaluanku dan menempelkan puncaknya di mulut memek mertuaku. Lalu kudorong kuat-kuat. Terasa seret karena liang memek mertuaku sudah dikeringkan. Tapi bersama kesulitan payah saya sukses membenamkannya sedikit demi sedikit. Lalu kuayun ulang batang kemaluanku, maju mundur di didalam jepitan liang kemaluan mertuaku. Kembali ia mendekapku erat-erat.

Sambil menciumi bibir dan pipiku yg sudah keringatan. Pantatnya pun merasa bergoyg meliuk-liuk layaknya penari ular. Kurasakan ulang nikmatnya bersetubuh bersama ibu tiri istriku ini. Dan sejujurnya kuakui, ini merupakan persetubuhan yg paling nikmat bagiku. Entah kenapa, rasanya jauh lebih nikmat daripada menyetubuhi istriku sendiri. Begitu asyiknya saya mengayun batang kemaluanku, hingga pada suatu pas kudengar rintihan mertuaku,

“Diii…mamah sudah rela keluar lagi…. ”
“Duh…saya termasuk rela keluar Mah…barengin ya biar enak…” kataku sambil mempercepat enjotan batang kemaluanku.
“Jangan sayang….nanti terkecuali mamah hamil gimana? Lepasin di mulut mamah aja…ayooo…mamah sedot nanti airmaninya hingga habis…..”
“Duh…bener Mah?”
“Iya, cepetan….uuuuh….mamah sudah keluar nih…cepetan siniin kontolnya,” kata mertuaku sambil mengangakan mulutnya.

Buru-buru kucabut batang kemaluanku dari liang memek mertuaku, sesudah itu bergerak secepatnya, mengangsurkan k0ntolku ke didalam mulut mertuaku yg sudah ternganga itu. Happpph ! Mulut mertuaku menangkap k0ntolku bersama tangkasnya. Lalu kurasakan sedotan dan elusan lidahnya…luar biasa nikmatnya….membuatku mencegah napas…kemudian mendengus…. uuuuuughhhhhhhhhhh……

“Mamaaaahhhhh……….” lenguhku sambil memegang kepala mertuaku yg tengah menyedot batang kemaluanku….gila…banyak sekali rasanya air maniku terpancar menyemprot- nyemprot tenggorokan mertuaku….dan gilanya lagi, mertuaku menelannya hingga habis ! Rasa haru dan sayang menyeruak dari didalam batinku. Karena istriku sendiri belum pernah memperlakukanku layaknya itu.

Maka sehabis kucabut k0ntolku dari mulut mertuaku, bersama penuh rasa cinta kuciumi pipi, bibir dan kelopak matanya.

“Saya menjadi sayang banget mirip Mamah…..” bisikku.

Mertuaku menjawab lirih,

“Mamah termasuk sayang kamu, Di….” Meski status wanita itu sebagai mertuaku, tetapi sikapku padanya sudah terlampau berubah.

Pada pas ia rela turun dari area tidur, kupeluk pinggangnya dari belakang. Dan saya berbisik ke telinganya,
“Saya puas sekali sanggup memilikimu, Mah.” Wanita muda itu menatapku dengan mata bergoyang, selanjutnya mencium pipiku sambil berkata,
“Jujur aja, mamah baru sekali ini merasa puas bersama lelaki.”
“Sama Mah….saya termasuk gitu….”
“Emang bersama Indri gak pernah puas?”
“Yahhh…begitulah….dia tetap muda, tetapi terlampau kolot didalam soal seks. Tapi biarlah, karena saat ini sudah mempunyai Mamah. Kalau kangen kan sanggup ketemuan ya?”
“Iya, gampang. Kalau mamah ke Jakarta kan sanggup ketemuan pernah di suatu tempat. Setelah kamu puas, baru mamah ke rumahmu. Tapi kami perlu hati-hati. Jangan bersikap aneh di depan Bapak dan Indri.”
“Iya Mah.” Lalu ia turun dari area tidur, melangkah ke kamar mandi.

Terdengar nada air gejebar-gejebur di sana. Mungkin ia tengah bersih- bersih. Tak lama sesudah itu ia keluar ulang di balik daster sutranya.

“Kalau melanjutkan perjalanan ke Purwokerto sekarang, kuat gak?” tanyanya sambil menyisiri rambutnya yg acak- acakan.
“Kuat Mah. Nanti istirahatnya di Purwokerto aja. Mamah menjadi kan ikut ke Purwokerto?”
“Iya,” mertuaku mengangguk.

Beberapa pas kemudian, saya sudah memacu ulang mobilku ke arah timur, pada pas fajar baru menyingsing. Pada pas saya konsentrasi mengemudikan mobilku, Mamah tiada hentinya menggodaku, tetapi tdk memecahkan konsentrasiku. Bahkan kala tangannya menyelinap ke didalam celanaku dan meremas- remas kontolku bersama binalnya, saya tetap sanggup menyetir mobilku bersama baik. Ketika Indri meneleponku, sesungguhnya Mamah tetap menggenggam k0ntolku. Tapi saya tdk gugup dan tetap bicara bersama normal:

“Sudah hingga mana Mas?” bertanya Indri di speaker handphoneku.
“Sudah masuk Jateng. Mamah ikut nih. Pengen tau Purwokerto katanya.”
“Ohya?! Gak mengganggu kesibukan Mas Didi nanti?”
“Gaklah. Mungkin di Purwokerto sanggup pisah dulu. Pada pas saya selesaikan tugasku, Mamah sanggup keliling pasar atau nunggu di rumah makan.”
“Belikan sesuatu bikin Mamah di Purwokerto, ya Mas.”
“Iya. Beres.” “Mana Mamahnya? Aku pengen ngomong…”
“Lagi tidur…bangunin aja?” saya mengedipkan mata kepada mertuaku yg terlihat canggung.

Mungkin ada perasaan bersalah karena sudah “mencuri” milik anak tirinya.

“Owh…gak usah deh. Biarin aja terkecuali ulang tidur sih. Titip aja ya Mas. Dan maaf terkecuali kehadiran Mamah menjadi mengganggu kesibukan Mas.”
“Everything is okay, honey.” Setelah jalinan telepon ditutup, Mamah meremas- remas ulang batang kemaluanku yg sejak tadi digenggamnya,
“Apa kata Indri tadi?” tanyanya.
“Cuma bilang beliin hadiah bikin Mamah di Purwokerto nanti.”
“Padahal hadiahnya sudah mamah dapetin ya? Ini kan hadiah yg terlampau berharga bikin mamah,” kata mertuaku sambil memijat-mijat batang kemaluanku.

Dulu pas istriku tengah hamil, saya pernah tergoda oleh seorang janda muda. Tapi saya cuma ketemuan satu kali dengannya di sebuah hotel. Dan saya tak pernah ketemuan ulang dengannya. Mungkin pas itu saya cuma iseng dan ingin menyalurkan nafsu syahwat semata.

Setelah menikmati sekujur tubuhnya, penasaranku hilang. Dan tak ingin mengulanginya. Berkali-kali ia coba menghubungiku dan mengajak ketemuan lagi, tetapi saya tetap menghindar, karena tak mempunyai niat ketemuan ulang dengannya. Katakanlah janda yg pernah kugauli itu tdk mempunyai greget yg kuat. Tdk memunculkan perasaanku untuk mengulangi petualangan dengannya.

Tapi ibu tiri istriku ini terlampau berbeda. Gregetnya kuat sekali. Dan saya yakin kisah petualanganku dengannya bakal berlanjut konsisten sebagai kisah indah yg panjang dan penuh rahasia. Setibanya di Purwokerto, saya cek in di sebuah hotel yg lumayan bagus. Begitu kami sudah berada di didalam kamar yg tertutup, segera kusergap pinggang mertuaku dan kulumat bibirnya bersama penuh gairah. Dan diam- diam tanganku merasa menyentuh ritsleting di anggota punggung gaun terusannya, selanjutnya kutarik dan kulepaskan gaun itu dari tubuhnya. Kupandang tubuh sexy yg tinggal mengenakan beha dan celana didalam itu.

Barangkali saya perlu sejujurnya mengakui bahwa ibu tiri istriku ini lebih menarik daripada istriku sendiri. Terlebih sehabis beha dan celana dalamnya kulepaskan, saat itu juga itu termasuk k0ntolku merasa mengacung di balik celanaku. Anehnya, kala tanganku baru mengelus punggungnya saja, hasratku segera menggebu-gebu.

“Gak rela ngurus kerjaan dulu? Kan mumpung tetap pagi,” kata mertuaku kala saya mendorongnya hingga rebah di atas area tidur.
“Ngurus ini pernah lebih penting,” sahutku sambil menarik celana didalam mertuaku, hingga lepas dari kakinya.

Ibu tiri istriku ketawa kecil, sambil mencubit pipiku. Dan bersama telaten ia melepaskan pakaianku sehelai demi sehelai, hingga tiada apa-apa ulang yg melekat di tubuhku. Lalu bersama sorot mata bergairah, ia menelentang sambil merentangkan ke dua pahanya lebar-lebar, seolah mempersilakan padaku untuk menyetubuhinya ulang sepuasku.

Dan kala batang kemaluanku merasa membenam ke didalam liang kewanitaannya, ia mendekapku bersama hangat. Gesekan surgawi pun kurasakan lagi. Gesekan antara k0ntolku bersama liang kewanitaan ibu tiri istriku. Kali ini kami lebih gila menikmati indahnya bersenggama. Bermacam posisi kami lakukan. Kadang mertuaku main di atas, kadang ia menungging dan kuentot dari belakang didalam posisi doggy dan seluruh posisi yg sanggup kami lakukan.

Bahkan di kamar mandi, kala kami mandi bersama, kami bersenggama ulang sambil berdiri. Aduhai indahnya seluruh itu…..takkan terlupakan seumur hidupku. Dan saya yakin bahwa seluruhnya itu baru awalnya. Di hari-hari seterusnya pasti mertuaku sanggup kuajak seks ulang bersama dengan mudah, tetapi pasti saja perlu serapi mungkin, jangan hingga suaminya dan istriku tahu. PEMAINK88.NET Situs Agen Judi Casino Terpercaya | Daftar Casino Online Terpercaya | Agen Casino 2018 Terpercaya

Birahi Sex Mertuaku Yang Bohay by Ceritaseksplus.com – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo, Bokep Online