Minggu, 29 September 2019

September 29, 2019


Cerita Seks Plus - Kejadian ini sudah berlangsung lama sekali, Tapi tiap detail kejadiannya masih aku kenang hingga sekarang. Waktu itu aku masih menjadi seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi yang cukup terkenal di Bandung.

Sore itu, Kira-kira jam 5.30 sore, aku pulang kuliah naik bus kota bersama teman cewek sekelasku yang sedang dalam masa pendekatan. Di sekitar daerah tegalega para penumpang sudah banyak yang turun sehingga banyak kursi kosong tak berpenumpang, Aku dan temanku melihat seorang gadis manis berjilbab lebar dan bergaun longgar yang panjang sedang sesenggukkan menangis dengan ekspresi wajah yang kelihatan bingung. Temanku menyentuh tanganku dan berkata.

"Ded (namaku Dedi), Perhatikan gadis berjilbab itu? Kelihatannya dia seperti orang yang bingung. Coba kamu tanyain. Siapa tahu dia memerlukan bantuan!" Sambil mendorongkan tubuhku agar aku menghampiri gadis berjilbab tersebut.

Mataku menatap mata teman cewekku yang sebenarnya sedang dalam masa pendekatan ini dan aku berkata padanya.

"Kamu nggak apa-apa kalau aku nanyain dia? Ntar kamu cemburu dan ngambek, khan bisa gawat..!"
"Nggaklah Ded. Kan aku yang nyuruh kamu, Lagi pula tujuannya kan menolong orang yang sedang kesusahan" Katanya sambil menerus memaksaku untuk menanyai gadis berjilbab tersebut.

Akhirnya aku kalah. Walau pun sebenarnya aku kasihan pada gadis tersebut dan ingin menolongnya. Tapi aku masih menjaga perasaan teman cewekku ini dan kebetulan dia yang minta. Aku berdiri dan melangkah menghampiri gadis berjilbab itu dan duduk disampingnya. Dia kaget melihat orang asing duduk disampingnya padahal masih banyak kursi lain yang kosong.

Jangan curiga dulu, Neng!" Kataku menenangkannya.
"Saya dan teman saya dibelakang" Kataku melanjutkan sambil menunjukkan tanganku ke arah teman cewekku. Dan gadis berjilbab ini pun memandang temen cewekku dan melemparkan senyum manisnya sambil mengangguk. 

"Dari tadi kami melihat Eneng seperti yang sedang bingung dan menangis. Ada apa? Mungkin kami bisa membantu?" Tanyaku sambil menatapnya dengan penuh kesungguhan.

Dia menatapku dan beralih menatap teman cewekku. Kemudian berkata padaku.

"Benar kang. Saya lagi bingung. Bingung nggak bisa pulang ke rumah karena sudah kemalaman" Katanya.
                          
"Emangnya Eneng mau kemana dan dari mana" Tanyaku.
"Ke Majalaya" Jawabnya menyebutkan nama suatu kecamatan di kabupaten Bandung yang letaknya berada di sebelah tenggara kota Bandung.

"Saya baru pulang dari Pasantren di Tasikmalaya dan akan melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati, Datang ke terminal Kebon Kelapa jam 5 sore tadi (waktu kejadian ini terjadi. terminal Kebon kelapa masih ada dan belum dipindahkan ke terminal Leuwi Panjang). Padahal sebentar lagi magrib dan bila lepas magrib maka angkot ataupun bus yang ke Majalaya sudah jarang. Saya takut kang. Takut terjadi apa-apa pada diri saya" Ceritanya menerangkan siapa dirinya. Sambil bingung dan mulai kembali mengeluarkan air mata dan terisak.

"Oohhh. Gitu. Kalau gitu bagaimana kalau akang antar sampai ke rumah?" Kataku dengan semangat. Menawarkan jasa ingin menolong gadis manis berjilbab yang baru keluar dari pasantren ini.

Dia menatapku dengan gembira, Tapi kemudian dia menatap teman cewekku dan berkata.
"Bagaimana dengan si Teteh? Apa dia mengijinkan dan tidak marah?" Tanya dia.

"Tenang. Nanti aku akan minta ijin padanya dan lagi pula dari tadi dia kok yang mendorong diriku untuk menolong Eneng" Jawabku.
                          

" Oh ya neng, Nama Eneng siapa? Nama saya Dedi saya kuliah di.... Kataku memperkenalkan diri dan menyebutkan nama sebuah pertinggi yang sudah dikenalnya.


"Nama saya Nurlaelah, Akang boleh panggil saya Elah. Saya alumnus Aliyah yang terdapat di Pansantren. Sebenarnya saya juga ingin kuliah ke sana, Tapi orang tua menganjurkan saya untuk daftar ke IAIN" Katanya lagi menjelaskan siapa dirinya.

"Sebentar ya. Aku mau ngomong dulu ke temanku" Kataku, Lalu aku berdiri dan menghampiri teman cewekku yang duduk sendiri. Sambil memperhatikan diriku ngobrol dengan gadis berjilbab yang sedang bingung.

" Siapa dia dan ada apa dengannya?" Tanya teman cewekku begitu aku duduk disampingnya.

Lalu kuterangkan siapa dia sebenarnya dan kenapa dia menangis.Ohhh gitu. Antar aja atuh ke rumahnya. Apalagi orangnya cantik!" Katanya. Tapi ada nada cemburu yang kutangkap dari kata-kata tersebut.
                         

Benar nich. Boleh aku antar dia?. Kamu ikhlas?. Kalau kamu larang juga aku tidak akan mengantar gadis itu!" Kataku pada teman cewekku. Memberikan penekanan bahwa aku lebih berat padanya. Dibandingkan cewek manis berjilbab lebar yang membutuhkan pertolonganku.Tapi teman cewekku menjawab dengan sungguh-sungguh.

" Benar aku serius kasihan dia. Tapi kamu jangan macam-macam ya padanya. Kamu hanya ngantar kerumahnya setelah itu langsung pulang jangan merayu-rayu segala!" Katanya. Aku merasakan hal yang aneh waktu mendengar kalimatnya yang terakhir. Karena ada nada kekhawatiran dan kecemburuan. Apakah itu berarti bahwa teman cewekku ini juga sedang mendekatiku dan berusaha supaya jadi pacarku. Aku berbunga-bunga memikirkan hal ini.

Begitu bus kota tiba di pool terakhir di daerah Cigereleng Mohamad Toha, semua penumpang turun, kemudian Elah menghampiri teman cewekku dan berkata.
                          
"Makasih ya teh. Telah mengijinkan si Akang mengantarkan saya ke rumah. Saya tidak tahu apa yang terjadi kalau tidak ketemu Teteh dan Akang" Katanya.

"Nggak apa-apa sok aja. Semoga selamat di jalan" Kata teman cewekku pada Elah sambil tersenyum. Kemudian kami menunggu angkot yang akan ditumpangi oleh teman cewekku. Setelah teman cewekku naik angkot. Maka aku dan Elah menunggu angkot yang menuju ke arah Majalaya yang masih sepi dan jarang ada angkot pada saat itu.

Cerita Sex - Akhirnya aku mengantar Elah ke rumahnya yang letaknya dipinggir sawah yang tak jauh dari jalan raya yang menuju ke arah ibu kota kecamatan Majalaya. Di rumahnya hanya ada Ibu dan Bapaknya berdua. Sebab orang tuanya hanya memiliki tiga orang putri yang sudah dewasa. Sedangkan Elah adalah putri bungsu sedangkan putri pertamanya sudah menikah dan tinggal di kota Bandung dan putri keduanya juga sudah menikah dan tinggal di Bogor. Sehingga dalam keseharian di rumah itu orang tua Elah hanya tinggal berdua.

                         
Mereka sangat berterima kasih atas kesediaanku mengantar anak mereka yang kemalaman di jalan. Aku tak berlama-lama di rumah Elah. Hanya sebentar duduk dan minum lalu pamit mohon diri untuk segera pulang. Beberapa hari setelah kejadian itu. Aku mendapat surat dari Elah yang dia kirimkan melalui alamat kampusku yang isinya tentang ucapan rasa terimakasih darinya dan keluarganya yang sangat besar padaku. Karena telah mengantarkan dirinya pulang ke rumah. Pujian dan sanjungan yang dia tuliskan dalam surat itu kurasakan sangat berlebihan dan membuatku tersanjung bahkan di akhir suratnya dia sangat mengharapkan kehadiranku untuk sering-sering main ke rumahnya.

Tapi surat yang kuterima itu tidak kutanggapi dan akhirnya kejadian itu berlalu begitu saja, Tanpa aku berusaha untuk mengingatnya. Namun sebulan setelah peristiwa itu sahabat dekatku Odang mengajakku untuk menemaninya ke Majalaya karena ada urusan yang harus dia selesaikan.

Pada saat aku sudah berada di Majalaya, Aku teringat akan Elah yang pernah kuantarkan dulu. Maka aku berkata pada Odang.

                       
"Dang, Aku punya kenalan cewek cantik berjilbab di daerah sini. Setelah urusanmu selesai. Kita main kerumahnya yuk!" Ajakku.

"Ayo apalagi kalau cantik dan berjilbab mah, Aku paling suka dengan cewek cantik berjilbab"kata temanku ini bersemangat.

Setelah urusan temanku ini selesai, Kami langsung menuju ke rumah Elah, Namun rupanya kami kurang beruntung. Karena Elah tidak ada di rumah tapi di rumah kakaknya di Bandung. Akhirnya kami pulang dengan kecewa.

Tiga hari setelah aku ke rumahnya, Datang lagi surat dari Elah melalui alamat kampusku yang isinya tentang penyesalannya yang tidak bisa bertemu denganku dan permohonan maafnya yang teramat dalam padaku karena telah membuatku kecewa. Dan di akhir suratnya dia menggambarkan peta tempat tinggal kakaknya di Bandung dan sangat mengharapkan aku bisa mengunjunginya di sana, Karena sekarang dia tinggal dengan kakaknya di Bandung.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjunginya, Karena merasa kasihan padanya yang telah susah payah menggambarkan peta tempat tinggalnya padaku dan pastinya sangat mengharapkan untuk bisa bertemu denganku. Maka pada hari jumat sore sekitar jam 3.30 setelah selesai kuliah. Aku berniat berangkat ke rumah kakaknya Elah langsung dari kampusku. Dan aku tiba di rumahnya sekitar jam 4.30.

Walaupun dia menggunakan jilbab pada saat menyambutku, Namun jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kegembiraan dan kebahagiannya pada saat bertemu denganku. Kami ngobrol cukup lama dan iseng-iseng aku berkata padanya.

"Kalau besok Akang datang malam mingguan ke sini, Ada yang marah ngga?" Tanyaku.
 Dia langsung menjawab dengan spontan dan gembira penuh harap.
                          
"Siapa yang akan marah kang? Saya mah disini orang baru, Belum ada yang kenal. Akang mungkin yang bakal dimarahin dan diputusin sama si Teteh kalau malam mingguan ke sini?" Tanya Elah menyelidiki. Apakah aku sudah punya pacar atau belum.

"Akang mah saat ini nggak punya pacar. Yang kemarin itu adalah teman kuliah Akang. Bukan pacar Akang. Kalau dia pacar Akang. Masa dia menyuruh pacarnya untuk mengantar cewek cantik lain ke rumah?" Jawabku memberi alasan sambil memuji kecantikannya secara tidak langsung.

"Kalau gitu, Elah akan nunggu kedatangan Akang besok, Janji Kang ya!" Katanya dengan gembira.
                          
"Iya Akang janji, Besok Akang kesini ngapelin Elah" Kataku kembali berjanji. Dia sangat gembira setelah mendengar janji dariku bahwa aku akan datang malam mingguan.


Menjelang magrib aku pamit pulang. Dan dengan berat hati Elah mengizinkan aku pulang dan mengantarkan aku sampai ke depan pagar rumahnya.

Keesokkan harinya setelah magrib. Aku bersiap-siap untuk malam mingguan ke rumah Elah. Aku datang ke rumahnya sekitar jam 7.15 malam. Dia menyambutku dengan mengenakan jilbab baju lengan panjang dan serta rok panjang. Dia kelihatan sangat cantik dan segar saat itu aku tercengang memandangnya.

"Ada apa Kang? Kok bengong?" Tanya Elah padaku. Melihat aku bengong dengan mulut terbuka.


"Oh. Nggak. Elah kelihatannya cantik sekali" Kataku dengan perasaan gugup. Karena tak mampu menyembunyikan keterkesimaanku melihat kecantikannya.

"Ah. Akang mah merayu. Cantikan juga Teteh teman Akang yang kemarin itu" Katanya tersipu malu.
                        
Aku duduk di kursi panjang yang terdapat di ruang tamu. Setelah dia menyuguhi air minum dan kue-kue. Dia menutup pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan ruang tengah. Alasannya agar keponakannya yang berumur 3 tahun tidak mengganggu dan mengacak-ngacak minuman dan kue yang disuguhkan padaku. Jadi hanya kami berdua di ruang tamu itu yang hanya di terangi oleh lampu pijar 5 watt.

Dia lalu duduk disampingku. Aku gelisah dan merasa gugup. Karena seumur hidup. Aku belum pernah duduk berdampingan berdua-duaan. Karena pacaran yang aku lakukan sejak SMA dulu hanya sebatas jalan-jalan, Jajan dan bila main ke rumah juga aku akan duduk dengan kursi yang berbeda dengan kursi yang diduduki pacarku dulu.

Sedangkan saat ini. Aku duduk berdampingan dengan gadis cantik yang dengan beraninya mendekatkan tubuh dan wajahnya ke depan wajahku. Tentu saja hal ini membuat aku semakin gugup. Aku selalu membuang muka bila Elah bicara sambil memandangku. Hingga pada suatu waktu, Setelah aku membuang muka dan kembali menghadapkan wajahku ke wajahnya. Elah langsung menyerangku dengan mencium bibirku.
                      
"cup"

Aku gugup dan kaget. Tak tahu harus berbuat apa. Aku hanya terdiam saat merasakan bibirku mulai dilumat oleh Elah. Jujur sampai aku tingkat dua saat itu belum pernah merasakan berciuman dengan seorang gadis. Badanku bergetar seperti dialiri listrik. Namun bibirku merasakan manisnya bibir dan air liur Elah. Membuat birahiku terdongkrak dengan cepat. Maka secara naluri aku membalas ciuman dan lumatan bibir Elah padaku.


"hhhmmm ssslllluuuppp hhhhhmmm sssslllluuuuppp" suara bibir kami saling melumat. Saling menyedot dan saling bertukar air liur.

                          
Dan secara reflek tanganku memeluk tubuhnya erat-erat. Sehingga percumbuan yang kami lakukan semakin panas dan lama. Setelah bibirku merasa kaku. Aku melepaskan pagutan bibirku dari bibir Elah. Sambil kembali duduk berdampingan. Aku bertanya pada Elah.

                          
"Kok Elah demikian lihainya berciuman? Akang mah baru saat ini mengalami dan merasakan apa itu ciuman. Apa Elah pernah berciuman?" tanyaku padanya penuh selidik.
                          
"Elah suka melakukan ini waktu di Aliyah dulu dengan kakak kelas yang menjadi pacar Elah yang sekarang sudah putus" Jawabnya menerangkan.


"Oh pantas saja dia sangat berpengalaman dalam berciuman" Pikirku.

"Tapi apa nggak takut dosa?" Tanyaku lagi dengan polos padanya. Dan aku memang bego dalam hal ini.
                          

"Kata kakak kelasku dulu. Dosanya akan terhapus kalau setelah melakukan percumbuan. Kitanya bersuci kembali" Jawabnya memberikan alasan.

Rupanya gadis ini masih sangat lugu. Sehingga bisa ditipu oleh kakak kelasnya dulu. Tapi saat itu aku tak terlalu memperdulikannya dan kembali bibirku mencium bibirnya. Elah menyambut ciumanku penuh gairah. Dan kembali kami terlibat percumbuan bibir yang panas dan menggairahkan.
                          
"sssslllluuupppp ssssslllluuupppp hhhhhhhmmmm sssssllllluuupppp" dengan gairah yang menggebu-gebu. Aku lumat habis setiap bagian dari bibirnya. Elah membalas lumatan bibirku dengan penuh gairah.
                          
Setelah sekian lama mencumbu bibir Elah. Nafsuku sudah menguasaiku. Penisku sudah sangat tegang dan keras mendorong celana jeans yang aku kenakan. Sehingga menimbulkan rasa nyeri pada batang penis dan selangkangannku. Membuatku melepas ciuman kami. Dengan malu-malu aku meluruskan posisi batang penisku. Elah pun melihatnya dan dia hanya tersenyum. Seolah-olah tahu apa yang terjadi pada penisku. Kemudian dengan malu-malu dan ragu-ragu namun penuh nafsu. Aku mencoba untuk menyentuh dan meremas buah dada Elah dari luar bajunya. Ternyata dia diam saja. Malah memberi kesempatan dengan mendongakkan kepala dan melenguh nikmat dengan desahan yang begitu merangsang.
                  
"Ouhhh sssshhhhh kang geli aaaahhh"
                          
Cerita Dewasa - Mendengar desahannnya. Membuat nafsuku semakin berada diubun-ubun, Lalu tangan kiriku menyibak jilbab yang dikenakannya. Membuat leher jenjangnya terpapang di depan mataku dan aku langsung membenamkan wajahku di lehernya. Aku menghirup aroma tubuhnya yang sangat merangsang. Lalu aku mencium dan menjilati lehernya yang putih jenjang dan menggairahkan. Sehingga kepalaku kini berada dibalik jilbabnya. Mata Elah terpejam menikmati apa yang aku lakukan padanya sambil mengerang.
                    
"Ouhhhh ooohh Kang geli aaahhh kang" desahnya menikmati apa sedang aku lakukan. Tubuhnya menggeliat setiap cumbuanku mendarat di lehernya.
                         
"Cup cup sslluupp sslluupp cup cup"


ciuman dan jilatan terus aku lancarkan di seluruh permukaan kulit lehernya. Membuat Elah semakin terlena dengan setiap cumbuanku. Bahkan dari bibirnya semakin sering mengeluarkan erangan nikmat dan kedua tangannya makin memelukku dengan erat. Aku begitu bergairah menikmati setiap inci kulit lehernya.
                          

"Aku semakin menikmati dan membuatku semakin berani. Setelah puas menyusuri leher jenjang Elah. Aku ingin melihat buah dadanya secara langsung. Maka dengan tergesa-gesa aku berusaha membuka kancing bajunya. Karena aku tidak punya pengalaman di tambah tidak sabar. Maka aku menarik kancing bajunya dengan keras. Saking kerasnya tarikanku membuat kancing itu copot. Aku malu pada Elah dan berkata dengan tampang bloon.

"Maaf Lah. Kancingmu copot!" Kataku.
                      
Tapi dia tidak memperdulikannya. Dengan nafas yang memburu tersengal-sengal dia membantu membukakan kancing baju dan BHnya sekaligus. Rupanya Elah sudah dikendalikan oleh nafsunya sendiri. Sehingga sudah tidak malu-malu lagi padaku.
                    
Begitu baju dan BHnya terbuka. Maka tampaklah pemandangan indah yang baru pertama kali aku melihatnya selama aku dewasa. Buah dada gadis remaja yang montok putih dan mulus dengan puting berwarna merah muda yang tegak menantang. Pemandangan ini membuat mataku nanar. Bibirku langsung menciumi dan menjilati buah dada itu sedangkan tangan kananku meremas buah dada sebelah kiri. Aku susuri setiap inci buah dengan bibir dan lidahku. Dan akhirnya bibir dan lidahku tiba di atas pucuk putingnya dengan lihai langsung menjilat dan menghisap puting susunya yang tegak merangsang. Elah semakin tak bisa diam terus menerus mengerang dan mendesah menahan nikmat. Elah tidak diam begitu saja. Hingga akhirnya dia membalas dengan membuka sleting celanaku dan dengan lihainya. Elah mengeluarkan penis tegangku dari CD. Tanpa ragu-ragu dia mulai meremas-remas dan mengocok-ngocok batang penisku dengan lembut. Membuatku terhenyak menghentikan hisapanku pada puting susunya. Karena merasakan nikmatnya permainan tangan yang diberikan oleh Elah pada penisku.

"Oukh ouch ohhhhh" Aku mengerang melayang-layang. Menikmati kelembutan tangan Elah yang sedang mengocok batang penisku.
                        
Tiba-tiba dengan nafsu yang mengebu-gebu. Elah mengagetkanku dengan melakukan sesuatu yang tak kuduga-duga. Kepalanya menunduk dan lidahnya langsung menjilat kepala penisku beberapa detik kemudian. Elah memasukkan seluruh batang penisku yang sudah sangat keras dan berdiri tegang dengan gagahnya ke dalam mulutnya. Namun tidak mampu memasukkan seluruhnya ke dalam mulut mungilnya. Tanganku tersentak dan badanku seolah-olah dialiri listrik ribuan volt. Bergetar seluruh tubuh ini ketika lidah basah nan panas membara mulai menjilati dan diselingi dengan mulutnya yang mengemut dan menghisap setengah batang penisku. Aku semakin tak tahan dengan permainan mulutnya. Seluruh bulu yang ada di tangan dan tengkukku seolah berdiri dengan perasaan nikmat yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Hanya bibirku saja tanpa sadar mengeluarkan keluhan dan erangan nikmat.


"Ouhhhhh Lah geli Ouhhhh" Desahku.

Elah mulai menggerakkan kepalanya naik turun memompa penisku sambil memainkan lidahnya. Rasanya sungguh nikmat membuat otot di sekujur tubuhku menjadi lemas. Namun di satu sisi aku merasakan gelombang kenikmatan yang berasal dari rasa geli di batang penisku. Kemudian menyebar sampai ke ubun-ubun. Aku terus melayang dan melayang dengan mata yang terbeliak-beliak. Menyaksikan pemandangan sensasional dari seorang gadis berkerudung. Namun dengan baju yang sudah terbuka menampakkan sepasang buah dada montok sedang mengoral penisku dengan lihainya. Kakiku terkejang-kejang menerima deraan nikmat ini. saking tidak mampu menahan sensasinya tanganku meremas kepalanya yang tertutup jilbab. Tak lama kemudian jari tangannya menggantikan mulutnya yang bekerja cukup lama memberikan kenikmatan pada penisku. Sambil mengocok-ngocok batang penisku. Lalu Elah menaikkan kepalanya dan bibirnya kembali menciumi wajah dan bibirku dengan panas membara. Luar biasa kemampuan gadis berjilbab ini dalam memberikan kepuasan pada laki-laki. Aku dibuat terus dan terus melayang tanpa diberi kesempatan untuk menghirup nafas dengan tenang. Nafasku terus menerus dibuatnya berpacu mengejar sesuatu yang belum pernah aku alami sebelumnya.

Tanganku bergerak mencari kepuasan tambahan. Tanganku berusaha menyingkapkan rok panjangnya setelah tersingkap. Lalu tanganku meraba dan mengusap-ngusap pahanya yang putih mulus menggairahkan. Membuat nafsuku semakin membumbung tinggi. Kemudian dengan perlahan namun pasti tanganku naik ke daerah selangkangannya dan menyelusupkan jari-jariku kebalik CDnya dan mulailah jari-jariku mengubek-ngubek bibir vaginanya yang terasa lembut ditimbuni oleh bulu yang lebat dan lembut. Kembali kepuasan dan nafasku tak terhenti mendapatkan pengalaman yang pertama kali kulakukan. Yaitu menyentuh vagina seorang wanita dengan penuh nafsu. Asaku melayang dan aku merasa nerveous dan surprise yang tak dapat diuraikan dengan kata-kata. Vagina itu terasa lembab dan sedikit basah terutama tepat di bagian lipatan bibir vaginanya Dan ketika jari-jariku berusaha menyibakkan bibir vagina itu dengan lembut dan berusaha menggesekkan jari tengahku kebagian dalam lipatan yang sudah sangat basah dan menggairahkan. Tiba-tiba tanganku dipegang dan ditahannya seraya berkata.

Jangan dipegang-pegang daerah sini Kang! Saya sudah tidak kuat" Katanya dengan nafas yang tersengal-sengal.
                          
"Biar Akang saya puasin aja Kang. Saya akan sangat puas bila melihat Akang puas. Sebab saya sangat mencintai Akang. Karena Akang begitu baik pada Elah" Lanjutnya. 

Setelah itu kembali mulut dan tangannya memberikan kenikmatan padaku. Dengan menghisap dan mengocok penisku. membuatku melayang-layang kembali. Gerakan bibir dan lidahnya di batang penisku demikian hebatnya memberikan kenikmatan padaku, Ditambahkan dengan jari halusnya yang mempermainkan buah pelir dan tangan yang satunya mengocok panggal penisku yang tak terjangkau oleh mulutnya. Membuat kenikmatan ini seolah-olah datang bertubi-tubi tiada henti. Hingga akhirnya penglihatanku terasa gelap. Nafasku terhenti dan tanpa dapat kukendalikan tubuhku mengejang kaku dan akhirnya ada dorongan dalam tubuhku melalui penisku yang akan melepaskan sperma demikian kuat dan derasnya membuat aku menjerit tertahan menahan nikmat yang tak terkira. Mengetahui aku akan keluar. 

Elah makin cepat menghisap kepala penisku di bantu dengan tangannya yang mengocok batang penisku. Di saat bersamaan aku merasakan geli di ujung kepala penisku setiap detik rasa itu semakin bertambah. Kocokan tangannya semakin cepat hingga akhirnya.

                         
"Aaaahh...." Jeritku.

'crot crot crot crot' Spermaku terpancar dari penisku yang masih berada di dalam mulutnya yang seksi itu. Mulutnya tidak mau melepaskan penisku walaupun pada saat itu penisku terus berdenyut-denyut menembakkan sperma beberapa kali. Bahkan dengan rakusnya kepala penisku terus dihisap-hisapnya hingga sperma yang kusemprotkan itu langsung ditelannya dengan lahap. Hingga akhirnya spermaku habis tak tersisa. Tubuhku secara perlahan-lahan mengendur dan nafasku tersengal-sengal seperti orang yang kehabisan oksigen. Tangan dan kakiku sangat lelah dan lunglai tak bertenaga. Akhirnya badanku kusandarkan di sofa dengan nafas yang masih tersengal-sengal menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang telah diberikan oleh gadis berjilbab yang sangat cantik dan menggairahkan ini. Elah masih menjilat dan menghisap kepala penisku seakan memastikan bahwa tidak ada lagi sperma yang tersisa. Setelahnya Elah melepas penisku. Lalu dia mengambil air dalam cangkir yang ada di atas meja tamu dan meminumnya dengan tergesa-gesa seperti orang yang kehausan karena habis bekerja keras. Kemudian dia memandangku dengan pandangan penuh kepuasan karena telah berhasil memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada pria yang sangat dikaguminya.


"Akang puas?" Tanya Elah padaku.
"Banget" Jawabku lemah sambil mengangguk.
                          
"Lah. Kamu betul-betul luar biasa seperti yang sudah sangat berpengalaman. Betul-betul diluar dugaan melihat penampilan Elah yang anggun dan selalu menggunakan jilbab" Kataku melanjutkan mengomentarinya.
                         

"Seperti yang saya ceritakan tadi kang, Pacarku dulu sering mencumbu saya waktu masih di Aliyah. Dan saya jadi ketagihan untuk melakukan itu. Makanya waktu tadi Akang meraba-raba vagina saya. Saya menolaknya sebab biasanya kalau vagina udah digesek dan dipermainkan. Saya suka tidak tahan untuk menjerit dan melanjutkan yang lebih jauh. Sedangkan disini tempatnya tidak memungkinkan". Ceritanya panjang lebar.

Waktu telah menunjukkan jam 11 malam. Maka dengan terpaksa aku pamit pulang. Elah mengijinkan dengan nada terpaksa. Kami beres-beres merapihkan pakaian yang kusut karena percumbuan yang demikian panjang dan melelahkan. Serta tentu saja dengan kepuasan yang tak terlupakan dalam hidupku. Sebelum pulang kami bercumbu kembali sebagai acara penutup dan Elah menegaskan padaku.
                         
"Minggu depan datang lagi ya. Kang!" Tanya Elah sambil bibirnya mengecup mesra bibirku.
                          
Aku pun menjawabnya dengan anggukan dan membalas kecupannya. Dan setelah itu. Aku pun pulang dengan pengalaman baru dan tubuh melayang ringan seringan kapas. sambil mulut tersenyum puas dan nafas terasa lapang.
                          
Selama seminggu sesudah itu. Aku selalu gelisah. Tak sabar menunggu malam minggu berikutnya. Selalu saja terbayang apa yang kami lakukan malam itu dan masih kurasakan hisapan dan jilatan lidahnya yang luar biasa pada penisku yang membuat spermaku tersedot keluar begitu banyak. Sehingga lututku serasa mau copot.
                          
Malam yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Dan seperti malam minggu sebelumnya. Jam 7 malam. Aku sudah berada di depan rumahnya dengan bayangan di kepala. Akan mendapatkan sesuatu yang nikmat seperti malam minggu sebelumnya. Atau bahkan mungkin lebih.
                          
Elah membuka pintu. Dan menyambutku dengan mesra dan tatapan matanya yang memancarkan luapan kerinduan yang menggelora. Bagaikan seorang gadis yang sudah bertahun-tahun tidak dijenguk oleh kekasihnya. Elah mengenakan kaos longgar lengan panjang dengan jilbab yang tak pernah lepas dari tubuhnya serta rok panjang yang longgar pula. Malam itu kulihat Elah sangat cantik dan menawan serta parfum yang dia kenakan begitu cepat membangkitkan kelaki-lakianku.

Dia mempersilahkan aku masuk ke ruang tamu dan aku duduk di sofa panjang. Sedangkan Elah masuk ke dapur untuk mengambil air dan cemilan yang akan dia suguhkan padaku. Aku menantinya dengan perasaan yang tidak sabar. Setelah dia menyuguhkan air dan cemilan di meja tamu. Kemudian dia dengan manjanya duduk disampingku sambil menggelayut manja dan berbisik.

"Saya kangen berat ke Akang. Rasanya seminggu ngga ketemu sama Akang bagaikan bertahun-tahun" Katanya diakhiri dengan mengecup mesra pipiku.
                          
Badanku menjauh darinya seraya berkata.

"Jangan begitu ach. Malu dilihat sama Tetehmu atau keponakanmu!
"
Sebab saat itu pintu ruang tamu belum tertutup. Sehingga aku masih bisa melihat keadaan ruang tengah.
                          
"Tenang aja kang. Nggak ada siapa-siapa. Teteh dan keluarganya lagi menjenguk Bapak dan Ema di Majalaya. Dan saya disuruh Teteh untuk jaga rumah" Katanya menerangkan kondisi rumah yang tidak ada siapa-siapa.
                          
Hatiku langsung berbunga-bunga membayangkan bahwa aku mungkin akan lebih bebas bermesraan dengan Elah yang cantik ini. Maka tanpa ragu-ragu. Tanganku membelai jilbab yang menempel di kepalanya dan bibirku langsung mencium bibirnya dengan gemas. Darahku berdesir dengan cepat. Ketika bibirku menikmati bibirnya yang lembut dan basah yang begitu menggairahkan. Dan Elah pun membalas ciumanku dengan tak kalah mesranya. Bibirnya menghisap bibirku dalam-dalam seperti orang kehausan. Hisapannya demikian lama dan menghanyutkan. Tangannya dengan lincah mencopoti kancing bajuku satu persatu. Lalu tangannya menyelusup ke balik bajuku dan langsung membelai dadaku dengan mesra. Serta memainkan puting susuku dengan memilin-milinnya. Puas berciuman. Elah Kemudian menurunkan kepalanya mengarah ke dadaku dan menjilati serta menciumi seluruh dadaku. Memberikan rangsangan-rangsangan yang membuat birahiku bangkit dengan cepat. Aku dibuatnya melayang dan mendengus.

"Ouhh ssssssshhhhh Lah Kamu kok pinter banget sich?" Kataku terbata-bata menahan nafas yang tersengal-sengal dan menahan nafsu. Penisku langsung mengeras dengan hebat.

"Kan semua ini untuk Akang. Orang yang Elah cintai dan sayangi" Katanya sambil terus menjilati dadaku. Puas menjilati dadaku. Bibirnya perlahan naik ke atas dan bibirnya pun mulai mencium dan lidahnya menjilat leherku dengan lembut tapi liar.

Tanganku secara naluri mulai menelusup ke balik kaos panjang yang Elah kenakan mencari-cari buah dada Elah yang bulat dan montok. Aku terpana dan heran. Karena tanganku langsung merasakan kulit mulusnya. Ternyata Elah tidak mengenakan BH. Aku berkomentar heran.

"Kok Elah nggak pake BH?" Tanyaku.
                          
"Kan biar Akang gampang meremas-remas dan menciuminya. Daripada nanti kancingnya copot lagi" Jawabnya sambil tersenyum manis menggodaku.

Mengingatkan kecerobohanku yang mengakibatkan kancing bajunya lepas seminggu yang lalu. Aku hanya tersenyum malu mengingat kebodohanku minggu lalu. Kaos panjang itu langsung aku tarik ke atas sehingga aku dapat melihat kedua buah dadanya. Kedua tanganku langsung meremas buah dadanya yang lembut kenyal dan menggairahkan ini. Lalu bibirku langsung menciumi dan menjilati buah dada Elah yang sebelah kanan. Sedangkan yang sebelah kiri aku remas dengan tangan kananku. Elah langsung mengerang dan melenguh dengan lepas tanpa tertahan. 


"Ouhhh Kang hhhhmmm ouhhhh"
                        
Tangan dan bibirku terus dengan intensif mempermainkan kedua buah dadanya. Aku sangat menikmati kekenyalan buah dadanya membuatku tidak bosan meremasnya. dan puting susu Elah yang sudah tegak menantang itu langsung aku sedot-sedot. Hal itu membuat Kepala Elah terdongak dengan terus-menerus mengerang menikmati rangsangan yang kuberikan.

                          "
hhhhhmmm aaaaahhhh geli oohhh ooooh Kang ooohhh Kang" Desahnya sambil kedua tangannya menekan kepalaku. Seolah ingin menyatukan kepalaku dengan buah dadanya.

Lalu tanganku yang satu lagi mulai menarik rok panjangnya ke atas. Dan membuat kaki sampai pahanya yang putih mulus terlihat. Dan mulailah jari tanganku menari-nari mulai dari betis, Lutut hingga paha kemudian mengusap-ngusapnya dengan lembut dan penuh gairah. Elah semakin menggelinjang dan mengerang menahan rasa geli yang dirasakan tubuhnya. Kemudian tanganku bergerak keatas menuju selangkangan Elah. Kembali aku dibuat terpana ternyata Elah tidak mengenakan CD. Karena jariku langsung meraba bulu-bulu halusnya ketika tiba di selangkangannya. Aku terdiam dan memandangnya heran.

Rupanya Elah mengerti akan keherananku dan langsung menjawab 
                        
"Biar praktis Kang, karena saya yakin pasti Akang akan membongkar CD Elah. Ya udah Elah lepas aja" Katanya kembali menggodaku. Aku langsung turun dari sofa. Dan dengan pantatku kudorong meja tamu ke belakang. Supaya tubuh dan wajahku bisa berhadapan dengan selangkangan Elah. Dan kusibakkan rok panjang itu sampai ke pinggang.

'Deg'Jantungku seolah berhenti berdetak begitu melihat pemandangan yang baru kualami seumur hidup. Di hadapanku tampak vagina indah yang dihiasi oleh bulu-bulu yang cukup lebat. Namun halus dari seorang gadis cantik yang masih mengenakan jilbab. Walaupun bentuknya sudah tak karuan. Kembali naluri kelaki-lakian bekerja secara reflek. Wajahku langsung menghampiri vagina indah yang menggairahkan dan membuat penisku semakin keras. Lalu bibirku langsung menciumi seluruh permukaan bibir vaginanya tanpa ragu dan sungkan. Betapa harum dan menggairahkannya vagina ini. Bibirku menciuminya dengan penuh nafsu dan nafas yang tersengal-sengal. Aku mencium seluruh daerah selangkangannya. Lalu lidahku mulai bergerak untuk menjilat dari bawah ke atas sepanjang lipatan bibir vagina indah ini.

"Aaaaahhhhh aaaahhhh ooohh geli... Kang ooooohhhhh geli banget kang" Elah terus meracau. Seiring dengan bibir dan lidahku yang bergerak tak bisa diam menciumi dan menjilati vaginanya yang menggairahkan ini.
                         
Bibirku terus bergerak. Menikmati sensasi vagina yang baru pertama kali aku rasakan. Hingga akhirnya Erangan lenguhan dan kata-kata meracau yang keluar dari mulut Elah semakin sering terdengar. Bahkan semakin nyaring dan gerakan tubuh yang melonjak-lonjak tak terkendali di atas sofa.
                          
"Ooohhh Kang ooohhh Kang saya nggak kuat saya nggak kuat Ouuuuhhhh" racaunya. 
                          
Lalu tiba-tiba Elah bangkit berdiri dan berkata.
                         
"Jangan di sini Kang! Kita ke kamar Elah aja" Katanya.
                          
Lalu tangannya menarik tanganku dan membimbingku ke kamarnya. Dengan tergesa-gesa Elah menarikku menuju kamarnya dan tanpa menutup kamarnya kembali. Elah langsung menarik tubuhku ke tempat tidur dan mendorongku hingga jatuh terlentang dikasurnya yang empuk. Lalu dengan tergesa-gesa dan penuh nafsu tangannya berusaha membuka celanaku sekaligus dengan celana dalamku. Hingga akhirnya bagian bawahku menjadi telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak dengan gagahnya. Aku merasa malu, Karena ini baru pertama kali aku telanjang bulat di depan seorang gadis.

Tampaknya Elah tak memperdulikan rasa maluku. Dia terus menyerangku, Telapak tangannya meraih batang penisku dan langsung mengocoknya. Sementara mulutnya langsung melahap kepala penisku dengan rakus dan penuh nafsu. Bibir dan lidahnya bekerja dengan lincahnya menghisap dan menjilat kepala penisku. Sehingga memberikan kenikmatan yang tak terperi. Membuat tubuhku terlonjak-lonjak dan melenguh karena merasakan geli dan ngilu di kepala penisku. Elah terus memberikan kenikmatan padaku dengan mempermainkan penisku menggunakan bibir dan lidahnya. Sampai akhirnya dia merasa tak tahan dia berdiri dan mencopoti jilbab. Kaos panjang dan rok panjang yang ia kenakan. Dihadapanku tampaklah seorang bidadari cantik dengan rambut panjang hitam sepahu yang terurai dengan indahnya. Tubuhnya begitu sempurna. Dengan kulit yang putih di sempurnakan bulatan buah dadanya yang begitu besar kencang dan kenyal. Di tambah pemandangan di daerah selangkangannya yang membukit. Membuatku menelan ludah. Dengan telanjang bulat Elah merangkak menghampiriku yang sedang terlentang menahan nafsu yang menggebu-gebu.

Elah langsung memelukku. Namun dengan cepat langsung kugulingkan dia. Sehingga saat ini posisinya di bawah. Dan tubuhku langsung bergeser ke bawah. Agar wajahku bisa berhadapan kembali dengan vaginanya yang sekarang tampak lebih indah dibandingkan dengan tadi waktu di ruang tamu karena sudah tidak terhalang oleh rok panjangnya lagi.

Bajuku belum lepas sehingga terasa mengganggu maka aku langsung melepaskannya dengan tergesa-gesa. Lalu kedua tanganku langsung merengkuh pantat Elah yang mulus menggairahkan dan langsung meremasnya. Sementara bibirku kembali menciumi vagina Elah yang sudah semakin basah. Lidahku mengorek-ngorek liang sempit yang terhalang oleh lipatan bibir vaginanya. jempol dan telunjukku membuka sedikit lipatan bibir vaginanya. Mataku langsung tertuju pada klitorisnya. Maka lidahku langsung menjilatnya dengan penuh gairah.
                         
"AAAAUUUWWW KANG AAAAAHHHKK" jeritnya setiap kali lidahku menyentuh klitorisnya. Membuat cairan cintanya mulai mengalir dari liang vagina Elah.
                     
Namun aku tak memperdulikannya. Tanganku terus meremas pantat Elah dan lidahku terus mengulas-ngulas celah vagina Elah hingga nampak basah mengkilat. Aku terus menjilat dan menyedot cairan yang terus keluar.
                         
AAAHHHHHKKK GELI KANG AAAAAWWWUUUHHH..." jeritnya semakin panjang.

Tubuhnya terlonjak-lonjak tak terkendali lagi dan kedua tangannya mulai meremas dan mencengkram kepalaku seperti yang sedang menahan sesuatu. Hingga akhirnya pantatnya menegang kaku hingga terangkat ke atas dan kedua tangannya menekan kepalaku. Hingga wajahku semakin rapat dengan vaginanya. Disertai dengan jeritan panjang seperti tercekik.

Diakhiri dengan kedutan pantatnya yang menggetarkan tanganku dan liang vaginanya pun berdenyut-denyut berkotraksi meremas-remas ujung lidahku yang sedang menelusurinya. Membuatku bingung karena baru pertama kali merasakan cairan yang asing tapi rasanya gurih. Maka tanpa ragu aku langsung menyedot cairan asing itu sampai habis. Sambil meremas buah dadanya.

Lalu setelah itu tubuhnya terhempas dan dari mulutnya keluar desahan panjang.
                         
"Hash hash hash hash" Disertai nafas yang tersengal-sengal seperti yang baru selesai melakukan lari sprint. Dan badannya diam lemas seolah tak bertenaga.

"Sudah dulu kang. Saya capek" Katanya padaku.
                          
Aku yang belum mengerti apa yang sedang terjadi. Hanya termangu sambil menahan nafsu yang masih menggebu-gebu. Kedua tangannya menarik lemah tubuhku agar bisa berhadapan dan berpelukan. Kemudian dia berkata.
                         
"Akang hebat. Saya baru aja keluar Pacar saya dulu waktu di Aliyah nggak pernah membuat saya bisa melayang dan menghempaskan seperti ini" Katanya.
                       
"Tapi malah Dia saja yang keluar dan membasahi mulut atau selangkangan Elah setiap kali kami bercumbu" lanjutnya lagi.
                        
"Oh gitu" sahutku yang tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkannya. BERSAMBUNG ...